Selasa, 07 Agustus 2012

0 Zionisme


Istilah "Zionisme" berasal dari akar kata Zion atau Sion yang pada masa awal sejarah Yahudi merupakan sinonim dari perkataan Yerussalem. Zion adalah berasal bahasa Inggris, dan bahasa Ibraninya adalah Tsyon. Arti dari istilah ini adalah "bukit" yaitu bukit suci Jerusalem -Jerusalem Surgawi- juga berarti Theokrasi Yahudi. Sion juga diartikan "bukit yang tinggi", tempat berdirinya bait suci yang didirikan oleh Sulaiman. Zion juga ditujukan bagi Kota Jerusalem sebagai kota yang tidak kentara, kota Allah tempat tinggal Yahweh.

Zion menurut para sarjana merupakan sebuah nama bukit yang diceritakan dalam Perjanjian Lama, yaitu salah satu bukit yang terletak di sebelah Timur dari dua buah bukit dalam wilayah Jerusalem lama, ibukota kerajaan Israel pada masa kekuasaan Raja Daud. Haikal Sulaiman didirikan di atas sebuah bukit sebelah utara kota Jerusalem. Ketika itu kebanyakan kota terletak di daerah bukit Zion.

Perkataan 'zion' dalam Perjanjian Lama disebutkan sebanyak 152 kali. Semuanya menyebutkan nama Jerusalem lebih dari separuhnya dalam 2 kitab, yaitu Isaiyah 46 kali dan dalam Mazmur 38 kali. Lainnya tersebar dalam berbagai kitab. Namun, tidak dapat dipastikan mengapa nama Zion lebih banyak dipakai dalam perjanjian lama dibandingkan dengan Jerusalem.

Kata Zion yang terdapat dalam kitab Mazmur, yang berbunyi: Di tepi sungai-sungai Babylon Di sana kita duduk sambil menangis Ketika kita teringat Zion. (Mazmur 137:1)

"Zionisme adalah sebuah gerakan dan ideolog yang terkait dengan sejarah orang-orang Yahudi di negara pembuangan untuk kembali ke negeri nenek moyang mereka, Palestina. Bangsa Yahudi yang terpaksa "diaspora" menyebar di berbagai wilayah seperti Eropa, Amerika, Afrika, Asia, dan negara-negara yang ada di Timur Tengah. Kata "Zion" merujuk kepada kata yang berasal dari asal kata Ibrani, Tsyon. Kata tersebut sering digunakan dalam kamus bahasa orang-orang Yahudi untuk menunjuk ke sebuah bukit di Jerusalem yang di atasnya Raja Daud pernah mendirikan ibu kota kerajaannya.

(Sebelumnya, istilah Zionisme pernah digunakan untuk menyebutkan komunitas bangsa Yahudi penganut Yudaisme yang mengharapkan datangnya seorang juru selamat, yang akan membawa mereka kepada kerajaan Tuhan yang akan dipusatkan di tempat terjadinya kisah-kisah yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.

"Peranan Zion dalam Perjanjian Lama adalah tempat duduk Tuhan tempat Tuhan memerintah karena kerajaan Tuhan ada di sana., Zion adalah bukit yang disucikan Tuhan karena telah dipilih sebagai tempat kediaman-Nya. Di sana Dia pernah melantik Raja dari keturunan Yahuda sebagai bangsa yang dikasihi dan dipilihnya, mereka akan memusakai negeri tersebut) Sedang Jerusalem sering dipersonifikasikan sebagai seorang wanita yang digelari putri Zion — maka putri Zion tertinggal sendirian—seperti sebuah pondok di dalam kebun anggur, seperti sebuah telaga dalam kebun mentimun, seperti negeri yang dikepung berkeliling."

Latar belakang munculnya gerakan Zionisme disebabkan hak sosial ekonomi, politik, budaya dan agama mereka ditindas ketika mereka terpaksa hidup diaspora dalam beberapa negara. Dari sini kemudian muncul kesadaran orang-orang Yahudi yang hidup di berbagai negara untuk mengakhiri penderitaan yang mereka alami dengan kembali ke negari leluhur mereka, Palestina.

Penindasan yang mereka alami sejak masa "Great diaspora" pada tahun 70 M berlanjut terus di Spanyol, ketika Ferdinand dan Isabella berkuasa, mereka melakukan penindasan dan pengusiran, pembantaian besar-besaran terhadap umat Yahudi, juga terjadi pemaksaan untuk masuk Kristen.

Hal yang sama juga terjadi terhadap orang-orang Yahudi yang menetap di Rusia, terutama ketika pengangkatan Alexander II tahun 1881, dan ditetapkan peraturan yang melarang orang-orang Yahudi tinggal dan memiliki harta kekayaan di luar kota-kota besar, pindah dari satu tempat ke tempat yang lain, dan banyak larangan-larangan lain yang dikenakan terhadap mereka, seperti larangan memasuki profesi tertentu kemudian, tahun 1891 lebih dari 10.000 penduduk Yahudi diusir dari Rusia, dan terjadi pengusiran besar-besaran di daerah lain antara tahun 1893 dan 1895. Kemudian, pada tahun 1905 terjadi pembunuhan dan penindasan di Kishinev. Sekitar lima puluh orang meninggal, dan ratusan yang luka-luka. Dengan demikian, umat Yahudi mulai mengungsi ke arah barat. Rata-rata 50.000 orang setahun menetap di Eropa Barat, Amerika Serikat dan Palestina.) Pada tahun 1886, Jerman memilh deputi parlementer yang pertama berdasarkan model anti-Semitic secara resmi. Di Austria, seorang Kristen Sosialis, Karl Lueger (1844-1910), membentuk gerakan anti Semitisme yang sangat kuat. Gerakan anti-Semitic juga melanda Francis dan negara-negara Eropa lainnya.22 Ada program pengusiran secara besar-besaran di daerah-daerah lain, bahkan terjadi pembantaian tragis yang mereka alami di Jerman pada masa Hitler (1889-1945).

Istilah Zionisme atau Zionist Movement secara utuh dipopulerkan oleh bapak Yahudi Dunia, Theodor Herzl (1860-1909), di Vienna.  seperti yang tertuang dalam idenya mengenai negara yahudi. Ia menegaskan bahwa "Yahudi harus mempunyai negara sendiri".

Ide Herzl ini ditentang oleh para rabbi Yahudi di Amerika dan para ilmuwan Yahudi, termasuk Einstein. Mereka menyatakan ketidaksetujuannya untuk mendirikan sebuah negara Yahudi, dan menolak berimigrasi ke Palestina. Alasan mereka menolak Zionisme adalah karena pendirian negara Yahudi di Palestina akan mengakibatkan terjadinya pertikaian dengan penduduk asli yang telah mendiami tempat tersebut selama berabad-abad. Di samping itu, Zionisme akan membangkitkan kecurigaan terhadap orang-orang Yahudi yang saat itu tersebar di seluruh dunia. Mereka akan dituduh mempunyai kesetiaan ganda dan kewarganegaraan rangkap

Kemudian gerakan zionisme ini dapat dikategorikan seperti berikut:

1.      Perkembangan pertama, dideklarasikan secara tidak formal di Rusia yang disebut dengan (Russian Jewish Movement).

2.      Perkembangan kedua, kegiatannya mulai terorganisasi yang berpusat di Romania (Romanian Jewish Movement).

3.      Perkembangan ketiga, mengalami masa kebangkitan sehubungan dengan dukungan dari Ratu Inggris yang berpusat di London dengan nama baru Zionist Movement.

4.      Perkembangan keempat, masa pengakuan dunia terhadap Israel yang berpusat di Amerika Serikat.

Perkem­bangan pertama dan kedua menginginkan berdirinya negara Yahudi di Argentina atau Ethiopia atau Uganda. Kemudian, dalam perkembangan selanjutnya Zionisme bertujuan mendirikan negara Yahudi di Palestina yang merupakan tanah tumpah darah leluhurnya yang dalam bahasa Yahudi dikenal dengan Erets Israel atau tanah Israel.

Dukungan Inggris terhadap Yahudi muncul ketika terjadi perang dunia I (1914-1918) Inggris terlibat dalam perang tersebut melawan Jerman, dan bekerja sama dengan gerakan Zionisme. Inggris di satu pihak mendorong bangkitnya nasionalisme Arab untuk melawan Utsmaniyah yang berpihak kepada Jerman. Di pihak lain, menjanjikan Palestina bagi gerakan Zionisme sehingga terjadi konspirasi internasional untuk berdirinya Negara Yahudi di Palestina.

"Munculnya sejumlah tokoh pembaruan di kalangan umat Yahudi, antara lain Moses Mendelssohn, Samuel Haldheim, Abraham Geiger, Leoporg Zunz, seperti uraian terdahulu, menjadi pelopor gerakan pembaruan Yahudi yang mencetuskan ide kebangsaan umat Yahudi. Melalui gerakan kebangsaan Yahudi Zionisme yang didirikan tahun 1884, sebagai hasil konferensi Kattowits yang dipimpin oleh Leo Pinsker (1812-1891), gerakan ini dengan cepat menyebar ke Rumania, Jerman, Austria, Amerika dan Inggris. Organisasi pemuda Yahudi berdiri di Kharkov dengan nama "Bilu". Organisasi inilah nantinya menjadi pelopor perjuangan untuk mendapatkan kembali negeri Israel di Palestina. (Tulisan ini disadur dari karya Dra. Hermawati, M.A dalam buku Sejarah Agama dan Bangsa Yahudi)

0 Comments

Bagaimana Pendapat Anda ?